Dokter Erni Daryanti : Gen Z yang sulit memiliki tempat tinggal dan ancaman sulitnya mencari kerja menjadi PR dan beban berat bersama.

Kabupaten Kotawaringin Barat, 26 Juni 2025. Saat ini permasalahan yang dialami Gen Z sangat kompleks, dimana kehidupan sehari-hari mereka selalu terhubung dengan dunia digital. Banyak yang merasa harus selalu tampil sempurna di media sosial. Hal ini menimbulkan/menumbuhkan Kecanduan terhadap like, views, atau validasi online bisa mengganggu hubungan sosial nyata dan kepercayaan diri. Sedangkan kontak fisik semakin berkurang, sedangkan kita hidup didunia nyata. Senator dr. Hj. Erni Daryanti, M.Bipomed yang akrab disapa dokter erni sebagai perwakilan dari MPR RI menjawab tantangan ini mewakili Lembaga MPR RI yang selalu mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan di Pol Airud Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Terpapar begitu banyak perspektif dan budaya melalui internet bisa menyebabkan kebingungan identitas. Banyak Gen Z mengalami krisis nilai, terutama terkait agama, moral, dan ideologi. Bagaimana negara hadir dalam permasalahan ini, sedangkan ini merupakan ancaman serius bagi degradasi moral dan mental. Sebagai dokter yang memahami psikologis dan anatomi tubuh manusia tentunya dapat memberikan gambaran bahwa betapa bahayanya gadget baik dari sisi mental maupun fisik.

Dalam paparannya Masih seputar permasalahan Gen Z adalah dimana Salah satu tantangan gen Z saat ini adalah Sulit memiliki rumah, kendaraan, atau aset karena tingginya biaya hidup dan gaji stagnan. Banyak yang memikul beban utang pendidikan (di negara tertentu) atau tekanan untuk menjadi mandiri secara finansial lebih awal. Demikian salah satu pertanyaan dari peserta sosialisasi tersebut, Mungkin adakah sosialisasi dan kiat yang dibuat pemerintah untuk memberikan yang bekerjasama dengan stakeholder MPR RI, DPR RI dan DPD RI. Tentunya komitmen dari MPR RI untuk tetap melaksanakan sosialisasi MPR RI adalah bentuk peran serta dalam menjaga ideologi dan falsafah bangsa. Ujar dokter erni sekaligus menutup acara sosialisasi MPR RI tersebut.

Prof. Dr. H. Dailami Firdaus Anggota MPR DPD RI Provinsi DKI Jakarta

Dailami Firdaus: Pemuda Harus Cerminkan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Dailami Firdaus, Anggota MPR DPD RI Provinsi DKI Jakarta, menyampaikan dan mengingatkan pentingnya peran pemuda dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Ia mengajak generasi muda untuk selalu mencerminkan dan menerapkan empat pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama Pemuda Cinta Tanah Air  pada 13 Mei 2025 lalu, Dailami Firdaus menekankan bahwasannya, “Pemuda adalah tonggak masa depan bangsa. Oleh karena itu, mereka harus menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai keempat pilar ini agar tercipta masyarakat yang harmonis, adil, dan makmur.”

Ia menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi pedoman dalam setiap tindakan dan sikap. Selain itu, pemahaman terhadap UUD 1945 sangat penting untuk menjamin hak dan kewajiban warga negara. Pemuda juga diminta untuk menghargai keberagaman bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dailami Firdaus menambahkan, “Kita semua harus bersatu padu, saling menghormati, dan memperkuat persatuan serta kesatuan bangsa. Pemuda harus menjadi motor penggerak pembangunan dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa ini.”

Di Ujung saya mengingatkan bahwa peran aktif pemuda dalam menjaga empat pilar tersebut akan menentukan masa depan Indonesia yang lebih baik. Ia berharap generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa bangsa ini ke arah kemakmuran dan kedamaian dan pastinya berpartisipasi dalam pembangunan di Jakarta khususnya dikepulauan seribu. Tutup Dailami Firdaus

Hj. Happy Djarot Angggota MPR DPD RI Provinsi DKI Jakarta bersama Organisasi Wanita Provinsi DKI Jakarta

Happy Djarot, Empat Pilar Kebangsaan sebagai Pondasi Peran dan Fungsi Perempuan

Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki fondasi kebangsaan yang kokoh, yang dirumuskan dalam Empat Pilar MPR RI. Pilar-pilar ini bukan sekadar dokumen normatif, melainkan nilai-nilai fundamental yang menyatukan bangsa dalam keberagaman, serta menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan Empat Pilar MPR RI sangat penting untuk memperkokoh identitas kebangsaan serta menjaga stabilitas dan integritas nasional. Sosialisasi Empat Pilar juga menjadi salah satu tugas utama MPR RI, agar generasi muda dan seluruh rakyat Indonesia mampu menerapkan nilai-nilai luhur ini dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI kembali menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada rakyat Indonesia semua generasi.  Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika dianggap sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bersama Organisasi Wanita Provinsi DKI Jakarta pada 17 Mei 2025 lalu, Happy Djarot Anggota DPD RI Dapil Jakarta menekankan pentingnya nilai-nilai luhur dalam Empat Pilar sebagai pondasi peningkatan peran dan fungsi perempuan dalam pembangunan nasional. Sebagaimana Diktum Kesatu huruf C Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2024 tentang Rekomendasi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Masa Jabatan 2019-2024 “Mendorong Pebudayaan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 , Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika”.

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dapat menjadi landasan untuk memperkuat peran dan fungsi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memahami dan mengapilkasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam 4 Pilar Kebangsaan, perempuan dapat berkontribusi lebih optimal dalam pembangunan nasional. Tutup Happy Djarot.

dr. Hj. Erni Daryanti, M.Biomed Anggota MPR DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah.

dr. Erni, Pelajar Harus Paham dan Mengamalkan 4 Pilar Kebangsaan.

Anggota MPR DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah dr. Erni menekankan pentingnya pemahaman dan pengamalan 4 Pilar Kebangsaan di kalangan anak anak pelajar dalam sosialisasi yang diadakan di SMKN 3 Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (15/5/2025). Ia menyebutkan bahwa 4 Pilar Kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—bukan sekadar konsep, melainkan penopang keberlanjutan bangsa yang harus dipahami dan diamalkan oleh generasi penerus.

“Empat Pilar Kebangsaan bukan hanya sekedar kata dan terangkai dalam kalimat selayaknya slogan, melainkan sebagai fondasi daripada bangsa ini. Memahami serta mengamalkan nilai-nilai empat pilar adalah tanggung jawab kita semua, terutama para generasi penerus bangsa,” ujar dr. Erni.

dr. Erni menegaskan bahwasannya pemahaman dan pelaksanaan empat pilar tersebut sangat penting, terutama untuk menjaga kemajemukan sekaligus merawat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah gempuran dan bebasnya aliran maupun informasi-informasi asing yang begitu mudah dan tidak tersaring.

Terutama melalui gadget, sekarang ini tidak ada anak yang tidak memiliki gadget atau ponsel, kita harus hati-hati dalam melihat ataupun menerima informasi yang diterima melalui ponsel yang kita miliki. Sebagai pelajar kita harus menelaah segala informasi yang kita dapat melalui ponsel kita, jadi jangan langsung ditelan atau diterima tanpa kita pahami terlebih dahulu, agar tidak menjadi informasi yang sesat dan tentunya akan merugikan diri kita dan lingkungan.

Tentunya dengan pemahaman dan pelaksanaan empat pilar oleh kita semua maka kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan akan dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila terutama juga perwujudan daripada pembukaan UUD 1945.

Harapan kita bersama adalah tumbuhnya karakter pemuda dan pemudi yang benar-benar kuat, cerdas, berakhlak serta tertanam jiwa cinta terhadap tanah air. Demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tutup dr. Erni.

Prof. Dailami Firdaus Gelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Memperkuat Nasionalisme Pelaku Ekonomi Kreatif

Dalam upaya memperkuat rasa nasionalisme dan membangun semangat kewirausahaan berbasis nilai-nilai kebangsaan, Prof. Dailami Firdaus selaku Anggota DPD RI MPR RI Provinsi DKI Jakarta, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bersama masyarakat dan pemuda pelaku ekonomi kreatif di wilayah Kepulauan Seribu, 24 April 2025 lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang pentingnya nilai-nilai dasar bangsa dalam pengembangan usaha dan identitas budaya.

Acara yang diselenggarakan di Pulau Pramuka ini diikuti oleh masyarakat dan para pemuda dari berbagai pulau di Kepulauan Seribu yang aktif berkarya di bidang ekonomi kreatif. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dailami Firdaus menyampaikan materi secara interaktif mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi utama dalam membangun karakter dan kreativitas bangsa.

Prof. Dailami Firdaus menyatakan bahwa penguatan nilai-nilai kebangsaan sangat penting bagi generasi muda, khususnya pelaku ekonomi kreatif, untuk menjaga identitas budaya sekaligus meningkatkan daya saing produk-produk lokal di pasar nasional maupun internasional. “Kreativitas tanpa dasar ideologi bangsa akan kehilangan arah. Oleh karena itu, pemahaman terhadap Empat Pilar adalah kunci keberlanjutan usaha dan keberanian berkarya,” ujarnya.

Selain memberikan pemahaman, kegiatan ini juga menampilkan berbagai karya dan produk kreatif dari para pemuda di Kepulauan Seribu yang mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan budaya lokal. Diharapkan, kegiatan ini mampu menjadi momentum untuk memperkuat rasa nasionalisme sekaligus meningkatkan kualitas dan inovasi produk-produk lokal.

Masyarakat dan pemuda pulau Seribu sangat senang Dan menyambut positif Kegiatan sosialisasi ini dikarenakan menurut mereka, segala Kegiatan dipulau sangatlah minim sehingga pemberdayaan pemuda seperti terabaikan. Padahal pemuda adalah bagian penting dari strategi pengembangan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Diujung Dailami mengajak para pemuda untuk terus berkarya, menjaga identitas budaya, dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam setiap langkah usaha mereka Dan kegiatan ini akan dilanjutkan dengan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan jangka panjang agar para pemuda mampu mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan dan berbudaya serta membawa dampak positif bagi masyarakat di Kepulauan Seribu.

Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan Yang Perlu Kita Ketahui

Buah naga, juga dikenal sebagai pitaya, adalah buah yang berasal dari tanaman kaktus Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini dikenal karena rasanya yang manis dan teksturnya yang unik, serta memiliki berbagai manfaat kesehatan. Berikut adalah beberapa khasiat buah naga:

Kaya akan Antioksidan

Buah naga mengandung antioksidan seperti vitamin C, betalain, dan flavonoid yang membantu melawan radikal bebas, sehingga melindungi sel tubuh dari kerusakan dan memperlambat proses penuaan.

Meningkatkan Sistem Imun

Kandungan vitamin C yang tinggi membantu memperkuat sistem imun, sehingga tubuh lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.

Baik untuk Pencernaan

Buah naga mengandung serat yang cukup tinggi, membantu memperlancar pencernaan, mencegah sembelit, dan mendukung kesehatan saluran cerna.

Menjaga Kesehatan Jantung

Kandungan serat, lemak sehat, dan antioksidan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sehingga mendukung kesehatan jantung.

Mengendalikan Gula Darah

Beberapa studi menunjukkan bahwa buah naga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah, cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes dalam jumlah yang sesuai.

Menyehatkan Kulit dan Rambut

Antioksidan dan vitamin C dalam buah naga membantu memperbaiki kerusakan kulit, meningkatkan elastisitas, dan memperkuat rambut.

Memiliki Efek Anti-Inflamasi

Senyawa dalam buah naga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Menunjang Kesehatan Tulang

Kandungan kalsium, magnesium, dan fosfor dalam buah naga turut berperan dalam menjaga kekuatan tulang dan gigi.

Catatan: Meskipun buah naga memiliki banyak manfaat, konsumsi secara berlebihan juga bisa menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Sebaiknya konsumsi dalam jumlah yang wajar dan seimbang.

Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum menambahkan buah naga ke dalam diet harian Anda.

Happy Djarot, Empat Pilar Kebangsaan Hindari Perpecahan-Rajut Keberagaman bangsa Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki fondasi kebangsaan yang kokoh, yang dirumuskan dalam Empat Pilar MPR RI. Pilar-pilar ini bukan sekadar dokumen normatif, melainkan nilai-nilai fundamental yang menyatukan bangsa dalam keberagaman, serta menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan Empat Pilar MPR RI sangat penting untuk memperkokoh identitas kebangsaan serta menjaga stabilitas dan integritas nasional. Sosialisasi Empat Pilar juga menjadi salah satu tugas utama MPR RI, agar generasi muda dan seluruh rakyat Indonesia mampu menerapkan nilai-nilai luhur ini dalam kehidupan sehari-hari. Ujar Happy Djarot

Dalam upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI kembali menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan kepada rakyat Indonesia semua generasi. Empat Pilar yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika dianggap sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan pada 21 April 2025 lalu, Happy Djarot Anggota DPD RI Dapil Jakarta menekankan pentingnya nilai-nilai luhur dalam Empat Pilar sebagai penuntun moral sekaligus kompas dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti disinformasi digital, radikalisme, dan perpecahan sosial. “Bangsa Indonesia harus menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan. Sosialisasi ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk membangkitkan semangat cinta tanah air. Masyarakat serta menyambut antusias kegiatan sosialisasi tersebut.

Empat Pilar MPR RI adalah konsep dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang dikembangkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Keempat pilar ini dianggap sebagai fondasi penting dalam menjaga keutuhan dan kestabilan negara. Berikut adalah keempat pilarnya:

 Pancasila Sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) ebagai konstitusi negara, UUD 1945 mengatur sistem ketatanegaraan, hak dan kewajiban warga negara, serta prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan.

 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Bentuk negara Indonesia yang tidak bisa diubah menjadi bentuk lain. NKRI menegaskan bahwa Indonesia adalah satu kesatuan yang utuh, dari Sabang sampai Merauke.

 Bhinneka Tunggal Ika Semboyan bangsa Indonesia yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu.” Ini menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman.

Keempat pilar ini sangat penting untuk keberlanjutan bangsa Indonesia. Dengan adanya Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, Indonesia dapat mengelola keragaman yang ada dengan bijaksana dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Tanpa keempat pilar tersebut, akan sulit bagi Indonesia untuk mencapai stabilitas sosial, politik, dan ekonomi yang berkelanjutan.Empat Pilar Kebangsaan Hindari Perpecahan-Rajut Keberagaman bangsa Indonesia.

 

dr. Hj. Erni Daryanti, M.Biomed mengajak seluruh elemen Bangsa untuk bersatu padu dalam membangun karakter bangsa dalam menuju Indonesia Emas 2045

Pangkalanbun, 22 April 2025

 

Era Digitalisasi merupakan tantangan besar bagi bangsa Indonesia. bukan hanya PR bagi pihak sekolah, akademisi, maupun orangtua tapi seluruh elemen bangsa. Pada masanya nanti di Tahun 2045 Indonesia mencapai 1 abad usia kemerdekaan. dimana pada masa itu usia generasi Indonesia juga mencapai Generasi Emas. Visi Indonesia Emas 2045 yang diantaranya adalah

  1. Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
  2. Pembangunan Ekonomi berkelanjutan
  3. Pemerataan pembangunan
  4. Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan

dimana visi diatas memerlukan kerjasama seluruh elemen bangsa maka dalam kesempatan yang baik ini. dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI dr. hj. Erni Daryanti, M.Biomed selaku Anggota DPD RI sekaligus Anggota MPR RI mengajak seluruh elemen bangsa bersatu, bahu membahu dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Visi Indonesia Emas.

Kondisi saat ini dalam perang dagang bebas, tantangan kita juga jauh lebih berat jika dibandingkan dengan zaman sebelumnya. karena perang Ekonomi ini yang bisa membuat kita tidak tersadar bahwa kita sedang dalam ancaman. Indonesia harus terus meningkatkan pendapatan nasional bruto (PNB) atau gross national income (GNI) dan menurunkan tingkat kemiskinan untuk menuju visi Indonesia Emas 2045. Perkiraan kita [PNB] di tahun Indonesia Emas 2045 itu berada di angka USD23.000 sampai USD30.300 per kapita. Itu lompatannya. Tingkat kemiskinan sekarang ini meskipun sudah satu digit yaitu di angka 9,57 persen tapi ini masih tetap angka itu masih tinggi dan di tahun 2045 diperkirakan di 0,5 sampai 0,8 persen.

Kondisi bonus demografi juga harus berkesinambungan dengan kondisi digital transformasi di Indonesia. Dalam jurnal Upaya Ekonomi Digital Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Arah Kompetisi Menuju Percepatan Transformasi diungkapkan transformasi digital bisa mengubah dan menciptakan nilai baru bagi generasi muda.

Tujuan penerapan ini antara lain untuk meningkatkan digitalisasi saluran distribusi dengan melakukan percepatan transformasi digital untuk penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah, mewujudkan pelayanan publik yang efisien dan cepat, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.

Selanjutnya, melakukan pemantapan dan optimalisasi infrastruktur terutama yang digunakan dengan lintas sektoral serta mewujudkan inklusi masyarakat dalam mengembangkan wilayah prioritas dan mendorong pemerataan dengan penambahan akses internet di 4.000 desa dan kecamatan.

“Mahasiswa adalah agen perubahan. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kalian akan memiliki landasan yang kokoh untuk membangun Papua yang damai, sejahtera, dan berkeadilan,”

Universitas Cenderawasih, Jayapura
Jayapura, 22 Februari 2025

Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, Anggota MPR RI/DPD RI Daerah Pemilihan Papua, Carel Simon Petrus Suebu, S.E., menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Februari 2025, bertempat di Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua.

Acara yang berlangsung di salah satu aula utama kampus tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, civitas akademika, serta perwakilan masyarakat umum dari berbagai lapisan dan latar belakang. Kehadiran peserta yang antusias mencerminkan tingginya perhatian publik terhadap pentingnya pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan, terlebih di tengah tantangan zaman dan dinamika kehidupan bernegara yang terus berkembang.

Dalam sambutannya, Carel Simon Petrus Suebu menekankan bahwa kegiatan sosialisasi Empat Pilar bukan hanya sekadar agenda formal MPR RI, melainkan merupakan upaya nyata dan berkelanjutan dalam membangun kesadaran kolektif bangsa terhadap pentingnya menjaga dan memperkuat pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

> “Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah dasar-dasar yang menyatukan kita sebagai bangsa yang besar dan majemuk,” ujar Carel dalam paparan awalnya.

Ia menyampaikan bahwa masyarakat Papua, dengan kekayaan budaya dan keragaman sosialnya, memiliki peran strategis dalam menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Ia mengajak para peserta untuk tidak hanya memahami secara tekstual, namun juga menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari.

> “Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Kita bukan hanya penerima kebijakan nasional, tapi juga penjaga nilai-nilai luhur bangsa. Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa generasi muda Papua tumbuh dengan pemahaman kebangsaan yang kuat dan utuh,” tambahnya.

Acara sosialisasi ini dikemas secara interaktif dan komunikatif. Selain pemaparan materi dari narasumber utama, sesi diskusi dan tanya jawab memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan pertanyaan, pendapat, serta aspirasi terkait isu-isu kebangsaan yang mereka hadapi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang menyinggung soal bagaimana Empat Pilar bisa diterapkan dalam konteks lokal Papua yang masih menghadapi berbagai tantangan sosial dan pembangunan.

Menanggapi hal tersebut, Carel Suebu menegaskan bahwa nilai-nilai dalam Empat Pilar bersifat universal dan dapat dijalankan secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah. Ia mencontohkan, semangat gotong royong yang menjadi bagian dari nilai Pancasila sudah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Papua, hanya perlu diperkuat dan diselaraskan dengan dinamika modern.

Acara ini juga diisi dengan pemutaran video edukasi singkat mengenai sejarah lahirnya Empat Pilar MPR RI dan bagaimana peran setiap elemen masyarakat dalam menjaganya. Tak hanya itu, beberapa tokoh lokal juga turut memberikan pandangan dan testimoni singkat mengenai pentingnya pendidikan politik yang sehat dan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan.

Dalam penutupan acara, Carel kembali mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan dan pelopor persatuan di lingkungan masing-masing. Ia menyatakan bahwa upaya menjaga keutuhan NKRI tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat negara atau pejabat pemerintahan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda.

> pungkasnya.

Salah satu peserta, Yuliana Waromi, mahasiswa semester akhir dari Fakultas Hukum, mengaku sangat terinspirasi oleh acara ini. Ia merasa bahwa sosialisasi Empat Pilar sangat relevan dengan situasi saat ini, terutama dalam menghadapi isu-isu sosial yang kerap mengancam persatuan bangsa.

> “Saya jadi lebih sadar bahwa menjadi warga negara yang baik itu bukan hanya taat hukum, tapi juga memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Yuliana.

Begitu pula dengan salah satu dosen yang hadir, Dr. Markus Sembiring, yang menyatakan bahwa kehadiran langsung anggota MPR RI seperti Carel Suebu di kampus-kampus memberikan nilai edukatif dan inspiratif yang besar bagi sivitas akademika.

> “Sosialisasi ini membangun dialog sehat antara wakil rakyat dan masyarakat akademik. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, agar semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa semakin kuat,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan buku saku Empat Pilar MPR RI kepada seluruh peserta. Suasana penuh semangat dan nasionalisme terpancar sepanjang acara, menjadi bukti bahwa semangat kebangsaan tetap hidup di kalangan masyarakat Papua.

Carel Simon Petrus Suebu sendiri dikenal sebagai sosok senator yang aktif menyuarakan aspirasi rakyat Papua di tingkat nasional, sekaligus menjembatani komunikasi antara pusat dan daerah. Melalui kegiatan seperti ini, ia berharap dapat membangun jembatan pemahaman yang kokoh antara masyarakat Papua dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi fondasi Indonesia.

Tentang Empat Pilar MPR RI:
Empat Pilar MPR RI merupakan pedoman fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang meliputi:

1. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara

4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan nasional yang mencerminkan persatuan dalam keberagaman.

Sosialisasi Empat Pilar menjadi salah satu tugas konstitusional MPR RI untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat, terutama di tengah tantangan globalisasi, disinformasi, dan potensi disintegrasi bangsa.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak elemen masyarakat Papua, khususnya generasi muda, yang sadar akan pentingnya peran mereka dalam menjaga keutuhan dan kelangsungan bangsa Indonesia.

Informasi dan Kontak Media:
Tim Media & Komunikasi
Sekretariat Carel Simon Petrus Suebu, S.E.
Email:
Telepon:

Dailami Firdaus, Menjaga Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan melalui Pencak Silat

Anggota DPD RI sekaligus MPR RI Dapil DKI Jakarta, Prof. Dr. H. Dailami Firdaus menggelar sosialisasi empat pilar untuk memperkuat sekaligus membentengi generasi penerus dari gempuran budaya luar yang saat ini mulai digandrungi oleh para generasi milenial, Minggu (23/2/2025).

Penguatan wawasan kebangsaan bagi generasi bangsa melalui empat pilar kebangsaan, sangatlah penting untuk lebih menanamkan rasa cinta kepada tanah air kepada para generasi penerus bangsa dewasa ini, karena bila hal ini tidak dilakukan maka akan dikhawatirkan dapat mendegradasi bangsa Indonesia. Ujar Dailami Firdaus

Empat pilar kebangsaan yang menjadi penguat wawasan generasi penerus bangsa yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Dailami Firdaus, salah satu produk budaya bangsa yang harus dilestarikan, dibina dan juga memiliki kekuatan dan esensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pencak silat, dimana pencak silat tidak hanya berfokus kepada sebuah gerakan bela diri saja, namun juga dapat membentuk karakter kepribadian yang bertanggung jawab, disiplin, rasa hormat, kekuatan mental dan juga persatuan kesatuan.

Dengan melestarikan pencak silat, kita bukan hanya untuk melindungi budayanya saja, namun juga mampu melindungi generasi penerus bangsa agar tidak hilang jati diri mereka dan juga dapat menanamkan serta menumbuhkembangkan rasa kecintaan terhadap produk negeri sendiri secara utuh.

“Saya mengajak para peserta sekalian, tidak hanya memahami empat pilar kebangsaan menjadi sebuah wacana teoritis, tetapi terus  mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan pencak silat ini sebagai wadah untuk memperkuat rasa kebangsaan, dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap alam dan sesama manusia,” tutup Dailami Firdaus.