Archives April 2025

dr. Hj. Erni Daryanti, M.Biomed mengajak seluruh elemen Bangsa untuk bersatu padu dalam membangun karakter bangsa dalam menuju Indonesia Emas 2045

Pangkalanbun, 22 April 2025

 

Era Digitalisasi merupakan tantangan besar bagi bangsa Indonesia. bukan hanya PR bagi pihak sekolah, akademisi, maupun orangtua tapi seluruh elemen bangsa. Pada masanya nanti di Tahun 2045 Indonesia mencapai 1 abad usia kemerdekaan. dimana pada masa itu usia generasi Indonesia juga mencapai Generasi Emas. Visi Indonesia Emas 2045 yang diantaranya adalah

  1. Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
  2. Pembangunan Ekonomi berkelanjutan
  3. Pemerataan pembangunan
  4. Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan

dimana visi diatas memerlukan kerjasama seluruh elemen bangsa maka dalam kesempatan yang baik ini. dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI dr. hj. Erni Daryanti, M.Biomed selaku Anggota DPD RI sekaligus Anggota MPR RI mengajak seluruh elemen bangsa bersatu, bahu membahu dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Visi Indonesia Emas.

Kondisi saat ini dalam perang dagang bebas, tantangan kita juga jauh lebih berat jika dibandingkan dengan zaman sebelumnya. karena perang Ekonomi ini yang bisa membuat kita tidak tersadar bahwa kita sedang dalam ancaman. Indonesia harus terus meningkatkan pendapatan nasional bruto (PNB) atau gross national income (GNI) dan menurunkan tingkat kemiskinan untuk menuju visi Indonesia Emas 2045. Perkiraan kita [PNB] di tahun Indonesia Emas 2045 itu berada di angka USD23.000 sampai USD30.300 per kapita. Itu lompatannya. Tingkat kemiskinan sekarang ini meskipun sudah satu digit yaitu di angka 9,57 persen tapi ini masih tetap angka itu masih tinggi dan di tahun 2045 diperkirakan di 0,5 sampai 0,8 persen.

Kondisi bonus demografi juga harus berkesinambungan dengan kondisi digital transformasi di Indonesia. Dalam jurnal Upaya Ekonomi Digital Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Arah Kompetisi Menuju Percepatan Transformasi diungkapkan transformasi digital bisa mengubah dan menciptakan nilai baru bagi generasi muda.

Tujuan penerapan ini antara lain untuk meningkatkan digitalisasi saluran distribusi dengan melakukan percepatan transformasi digital untuk penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah, mewujudkan pelayanan publik yang efisien dan cepat, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan pemerintahan.

Selanjutnya, melakukan pemantapan dan optimalisasi infrastruktur terutama yang digunakan dengan lintas sektoral serta mewujudkan inklusi masyarakat dalam mengembangkan wilayah prioritas dan mendorong pemerataan dengan penambahan akses internet di 4.000 desa dan kecamatan.

“Mahasiswa adalah agen perubahan. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kalian akan memiliki landasan yang kokoh untuk membangun Papua yang damai, sejahtera, dan berkeadilan,”

Universitas Cenderawasih, Jayapura
Jayapura, 22 Februari 2025

Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, Anggota MPR RI/DPD RI Daerah Pemilihan Papua, Carel Simon Petrus Suebu, S.E., menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Februari 2025, bertempat di Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua.

Acara yang berlangsung di salah satu aula utama kampus tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, civitas akademika, serta perwakilan masyarakat umum dari berbagai lapisan dan latar belakang. Kehadiran peserta yang antusias mencerminkan tingginya perhatian publik terhadap pentingnya pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan, terlebih di tengah tantangan zaman dan dinamika kehidupan bernegara yang terus berkembang.

Dalam sambutannya, Carel Simon Petrus Suebu menekankan bahwa kegiatan sosialisasi Empat Pilar bukan hanya sekadar agenda formal MPR RI, melainkan merupakan upaya nyata dan berkelanjutan dalam membangun kesadaran kolektif bangsa terhadap pentingnya menjaga dan memperkuat pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

> “Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, adalah dasar-dasar yang menyatukan kita sebagai bangsa yang besar dan majemuk,” ujar Carel dalam paparan awalnya.

Ia menyampaikan bahwa masyarakat Papua, dengan kekayaan budaya dan keragaman sosialnya, memiliki peran strategis dalam menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Ia mengajak para peserta untuk tidak hanya memahami secara tekstual, namun juga menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari.

> “Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Kita bukan hanya penerima kebijakan nasional, tapi juga penjaga nilai-nilai luhur bangsa. Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa generasi muda Papua tumbuh dengan pemahaman kebangsaan yang kuat dan utuh,” tambahnya.

Acara sosialisasi ini dikemas secara interaktif dan komunikatif. Selain pemaparan materi dari narasumber utama, sesi diskusi dan tanya jawab memberikan ruang bagi peserta untuk menyampaikan pertanyaan, pendapat, serta aspirasi terkait isu-isu kebangsaan yang mereka hadapi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang menyinggung soal bagaimana Empat Pilar bisa diterapkan dalam konteks lokal Papua yang masih menghadapi berbagai tantangan sosial dan pembangunan.

Menanggapi hal tersebut, Carel Suebu menegaskan bahwa nilai-nilai dalam Empat Pilar bersifat universal dan dapat dijalankan secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah. Ia mencontohkan, semangat gotong royong yang menjadi bagian dari nilai Pancasila sudah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Papua, hanya perlu diperkuat dan diselaraskan dengan dinamika modern.

Acara ini juga diisi dengan pemutaran video edukasi singkat mengenai sejarah lahirnya Empat Pilar MPR RI dan bagaimana peran setiap elemen masyarakat dalam menjaganya. Tak hanya itu, beberapa tokoh lokal juga turut memberikan pandangan dan testimoni singkat mengenai pentingnya pendidikan politik yang sehat dan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan.

Dalam penutupan acara, Carel kembali mengajak seluruh peserta untuk menjadi agen perubahan dan pelopor persatuan di lingkungan masing-masing. Ia menyatakan bahwa upaya menjaga keutuhan NKRI tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat negara atau pejabat pemerintahan, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda.

> pungkasnya.

Salah satu peserta, Yuliana Waromi, mahasiswa semester akhir dari Fakultas Hukum, mengaku sangat terinspirasi oleh acara ini. Ia merasa bahwa sosialisasi Empat Pilar sangat relevan dengan situasi saat ini, terutama dalam menghadapi isu-isu sosial yang kerap mengancam persatuan bangsa.

> “Saya jadi lebih sadar bahwa menjadi warga negara yang baik itu bukan hanya taat hukum, tapi juga memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Yuliana.

Begitu pula dengan salah satu dosen yang hadir, Dr. Markus Sembiring, yang menyatakan bahwa kehadiran langsung anggota MPR RI seperti Carel Suebu di kampus-kampus memberikan nilai edukatif dan inspiratif yang besar bagi sivitas akademika.

> “Sosialisasi ini membangun dialog sehat antara wakil rakyat dan masyarakat akademik. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, agar semangat kebangsaan di kalangan mahasiswa semakin kuat,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan buku saku Empat Pilar MPR RI kepada seluruh peserta. Suasana penuh semangat dan nasionalisme terpancar sepanjang acara, menjadi bukti bahwa semangat kebangsaan tetap hidup di kalangan masyarakat Papua.

Carel Simon Petrus Suebu sendiri dikenal sebagai sosok senator yang aktif menyuarakan aspirasi rakyat Papua di tingkat nasional, sekaligus menjembatani komunikasi antara pusat dan daerah. Melalui kegiatan seperti ini, ia berharap dapat membangun jembatan pemahaman yang kokoh antara masyarakat Papua dan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi fondasi Indonesia.

Tentang Empat Pilar MPR RI:
Empat Pilar MPR RI merupakan pedoman fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang meliputi:

1. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara

3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara

4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan nasional yang mencerminkan persatuan dalam keberagaman.

Sosialisasi Empat Pilar menjadi salah satu tugas konstitusional MPR RI untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat, terutama di tengah tantangan globalisasi, disinformasi, dan potensi disintegrasi bangsa.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak elemen masyarakat Papua, khususnya generasi muda, yang sadar akan pentingnya peran mereka dalam menjaga keutuhan dan kelangsungan bangsa Indonesia.

Informasi dan Kontak Media:
Tim Media & Komunikasi
Sekretariat Carel Simon Petrus Suebu, S.E.
Email:
Telepon:

Dailami Firdaus, Menjaga Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan melalui Pencak Silat

Anggota DPD RI sekaligus MPR RI Dapil DKI Jakarta, Prof. Dr. H. Dailami Firdaus menggelar sosialisasi empat pilar untuk memperkuat sekaligus membentengi generasi penerus dari gempuran budaya luar yang saat ini mulai digandrungi oleh para generasi milenial, Minggu (23/2/2025).

Penguatan wawasan kebangsaan bagi generasi bangsa melalui empat pilar kebangsaan, sangatlah penting untuk lebih menanamkan rasa cinta kepada tanah air kepada para generasi penerus bangsa dewasa ini, karena bila hal ini tidak dilakukan maka akan dikhawatirkan dapat mendegradasi bangsa Indonesia. Ujar Dailami Firdaus

Empat pilar kebangsaan yang menjadi penguat wawasan generasi penerus bangsa yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Dailami Firdaus, salah satu produk budaya bangsa yang harus dilestarikan, dibina dan juga memiliki kekuatan dan esensi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pencak silat, dimana pencak silat tidak hanya berfokus kepada sebuah gerakan bela diri saja, namun juga dapat membentuk karakter kepribadian yang bertanggung jawab, disiplin, rasa hormat, kekuatan mental dan juga persatuan kesatuan.

Dengan melestarikan pencak silat, kita bukan hanya untuk melindungi budayanya saja, namun juga mampu melindungi generasi penerus bangsa agar tidak hilang jati diri mereka dan juga dapat menanamkan serta menumbuhkembangkan rasa kecintaan terhadap produk negeri sendiri secara utuh.

“Saya mengajak para peserta sekalian, tidak hanya memahami empat pilar kebangsaan menjadi sebuah wacana teoritis, tetapi terus  mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan pencak silat ini sebagai wadah untuk memperkuat rasa kebangsaan, dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap alam dan sesama manusia,” tutup Dailami Firdaus.