Archives June 2023

HJ. YUSTINA: IBU IBU HARUS MENJADI LOKOMOTIF 4 PILAR

Hj. Yustina Ismiati, S.H., M.H Anggota MPR DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan sebagai perwakilan daerah tidak hanya merespon aspirasi dari masyarakat di dapil saja namun juga turut mensosialisasikan Empat Pilar kehidupan bermasyarakat yaitu Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI (sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara), guna memperkuat rasa kecintaan terhadap bangsa dan Negara sehingga mampu mewujudkan harapan masyarakat didaerah. Kamis ( 18/5/2023 )

Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai perjuangan dan rasa nasionalisme didalam masyarakat. “Kita akan bersama sama menggali nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga akan terwujud suatu tujuan sebagaimana sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.” Ujar Hj. Yustina

“Ketika masyarakat dapat memahami secara utuh, menyeluruh dan berkelanjutan, maka diharapkan bisa menjadi dasar dalam mewujudkan masyarakat yang lebih baik, harmonis, aman, damai dan sejahtera.”

Tentunya saya berharap agar Pasukan Kuning seKecamatan Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat dapat menjadi lokomotif yang terus mensosialisasikan dan mengamalkan segala apa yang tertuang didalam Empat Pilar kehidupan bermasyarakat yaitu Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI (sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara), sebagai bentuk komitmen untuk mennyelamatkan generasi mendatang dari gempuran informasi dan pemikiran asing atau luar, yang jelas bertujuan untuk merusak tatanan kehidupan bermasyarakat diwilayah ini khususnya dan Indonesia umumnya.

M. RAKHMAN, KERAGAMAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN WUJUD PANCASILA

Bertumbuhnya pondok pesantren dan juga minat untuk mengenyam pendidikan di pondok pesantren sangatlah luar biasa. Pendidikan keagamaan yang menjadi dasar di dalam pesantren dan keberagaman santri yang berasal dari berbagai daerah sangatlah mencerminkan nilai nilai yang terkandung didalam pancasila. Ujar H. Muhammad Rakhman, SE., ST., MA ( 25/5/2023 )

Tentunya sistem yang diterapkan didalam pondok pesantren, saya menyakini mampu meredam polarisasi kedaerahan didalamnya, walaupun ada saja oknum yang menyusupi sehingga ada juga santri yang memiliki sikap dan cara pandang ekstrim dalam beragama. Namun saya melihat itu hanyalah segelintir saja dan masuk kepada ranah pribadi sisantri tersebut saja.

Rakhman menambahkan, dalam perkembangan saat ini terkait mekanisme pendidikan dan pengelolaan pesantren, memang selalu mengikuti perkembangan jaman, para santri tidak hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman keagamaan saja, namun juha harus dibarengi dengan wawasan mengenai teknologi dan kreatifitas serta hal hal lain yang tentunya bertujuan sebagai bekal sisantri setelah sudah selesai menyelesaikan pendidikannya nanti.

Saya sangat yakin di lingkungan Pondok Pesantren Haddadil Qulub sangatlah memahami pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, tentunya bukan sekedar pemahaman tetapi juga telah mengimplemetasikannya secara utuh.

Karena kita semua sebagai santri sangatlah menyakini hubbul-wathan minal-iman yaitu mencintai bangsa merupakan tanda keimanan. Oleh karena itu kecintaan kita para santri terhadap bangsa dan Negara janganlah disangsikan dan harus diingat Perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari peran para ulama dan para santri. Tutup M. Rakhman Angggota MPR DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah.

Bang Dailami, Peran Perempuan dalam Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Jakarta — Bagi masyarakat, Pancasila sebagai Dasar Negara sudah diterima sebagai sesuatu yang final meski masih banyak pelanggaran terhadapnya. Adanya gap antara de jure dan de facto dari Pancasila menyadarkan kita bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila sesungguhnya lebih tepat dimaknai sebagai tantangan untuk terus membuktikan kesaktian Pancasila di tengah rongrongan ideologi kanan baik yang berbasis agama maupun pasar bebas. Salah satu tantangan adalah membuktikan bahwa Pancasila adalah ideologi yang responsif terhadap tuntutan atas kesetaraan gender dibandingkan dua ideologi tersebut. hal ini yang mendasari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar pada tanggal 24 Mei 2023 dengan mengambil tema “Peran Perempuan dalam Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari”.

Perempuan menjadi pusat karena mereka mengatur rumah tangga besar (suku maupun bangsa) terutama berkaitan dengan pemberian makanan kepada bayi dan anak-anak. Karena mereka mengontrol alat-alat produksi maka sebenarnya perempuan adalah produsen.

“Sebagai Seorang Perempuan yang tumbuh kuat diharapkan tidak berpuas diri dengan keadaan saat ini. Dalam arti, tiap perempuan diminta agar tidak terpaku pada tugas keseharian dan stigmatisasi masyarakat tentang peran perempuan yang hanya bertugas mengurus rumah tangga saja. Melainkan mesti menjadi penggerak dan ambil bagian untuk membangkitkan serta menyuarakan kondisi ril atau permasalahan sosial di masyarakat” Ungkap Prof. Dailami Firdaus Anggota MPR RI Provinsi DKI Jakarta

Peran wanita di era masa kini disebut masih belum optimal dalam menegakkan serta mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Momentum peringatan hari kelahiran Pancasila 1 Juni nanti hendaknya dijadikan ajang bagi kaum perempuan agar mampu memberikan sumbangsih lewat caranya masing-masing demi terpatrinya Pancasila dalam diri individu terutama perempuan.

“Peringatan Hari Pancasila bisa menjadi momentum bersama kaum perempuan untuk bisa mengimplementasikan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” Tambah Dailami Firdaus dalam paparan tersebut.

Ada beberapa sila yang bisa diimplementasikan secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan mesti ikut serta dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat Pancasilais kepada anggota keluarga terutama anak-anak. Sejak kecil, nilai dari tiap sila bisa diajarkan kepada anak, agar terbiasa dan mampu bertindak sesuai dengan kandungan luhur yang tertanam di Pancasila itu.

“Peran ibu dinilai krusial sebagai pendidik nilai-nilai Pancasila dalam lingkup keluarga. Hal itu berpengaruh terhadap terbentuknya sumber daya manusia berkualitas. Perempuan mendidik anaknya sejak dalam kandungan hingga lahir mengenai apa yang baik dan tidak. Hal itu didasarkan pada nilai-nilai Pancasila” Tutup Senator Asal DKI Jakarta ini